Menurut saya, banyaknya kunjungan itu disebabkan oleh kondisi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Masih inget kan booming kasus gizi buruk di NTB sekitar tahun 2005? Penderita gizi buruk yang pertama kali terekspos ke media asalnya ya di wilayah kerja Puskesmas tempat saya bertugas sekarang. Hingga saat ini pun, wilayah kerja Puskesmas ini masih menjadi penyumbang terbesar kasus gizi buruk di Mataram.
Kondisi mayoritas masyarakat juga masih berada pada status ekonomi ke bawah. Bisa disebut miskin. Hal inilah yang menjadi 'daya tarik' wilayah kerja Puskesmas tempat saya bertugas menjadi sasaran empuk untuk dikunjungi banyak pihak.
Kali ini, salah satu lingkungan akan kedatangan tamu lagi. Roadshow Tim Penggerak PKK Prop.NTB dan Kota Mataram akan mengunjungi lingkungan Mapak Belatung. Kegiatan ini diorganisir oleh pihak kecamatan. Puskesmas 'hanya' bertugas menyiapkan data hasil program posyandu, serta melaksanakan pemeriksaan dan pengobatan pada lansia.
Saya sebenarnya tidak setuju dengan kegiatan pengobatan seperti ini. Kalo pemeriksaan ya masih bisa saya terima lah. Masalahnya, kegiatan pemeriksaan pasti diikuti dengan pengobatan. Padahal, tidak semua yang diperiksa dalam kondisi sakit. Kebanyakan yang dikeluhkan itu pusing, pegel, sakit perut. Obat kan sejatinya diberikan jika ada indikasi sakit. Kalo cuma pusing, pegel itu masih gejala yang bisa hilang jika menerapkan pola hidup sehat. Nggak perlu minum obat yang hanya bikin berat kerja organ tubuh. Ditambah pula dengan pemberian suplemen vitamin pada para lansia.
Hal seperti ini yang semakin menguatkan alam bawah sadar dan pola pikir masyarakat bahwa jika timbul suatu gejala sakit pada tubuh, maka obat lah yang langsung dituju. Atau minum vitamin dapat membuat tubuh menjadi sehat dan bugar.
Padahal, inti dari agar tubuh kita sehat dan bugar adalah menerapkan pola hidup sehat, terutama mengkonsumsi makanan yang sehat secara seimbang serta berolahraga secara teratur. Pusing minum obat, pilek minum obat. Kasihan tubuh kita...
Lalu kenapa tiap ada kunjungan pejabat apalagi yang berhubungan dengan istri pejabat pasti dirangkaikan dengan kegiatan pengobatan gratis? Klise. Biar semarak. Biar rame. Kalo gitu kenapa nggak acara pembagian sembako? Kan pasti bejubel tuh yang dateng. Masalahnya kalo bagi-bagi barang, pasti makan biaya besar. Kalo pemeriksaan dan pengobatan gratis kan cuma modal tenaga kesehatan dan obat. Tinggal bersurat aja noh ke Dinas Kesehatan minta disediakan tenaga dokter dan obat. Beres.
Enak kan jadi yang roadshow. Ibu-ibu pejabat itu tinggal dateng, disambut, cupika cupiki, paling ngobrol bentar sama masyarakat, duduk nikmatin suguhan, trus pulang deh. Sedang petugas kesehatan dengan khusyuk keringetan ngelayanin masyarakat. Padahal siapa juga yang punya event?
Terus terang saya gagal paham sama suasana seperti ini.
Oke itu baru pembukaannya. Hah?! Sepanjang itu baru pembukaan?! *yang baca kemudian kabur
Selanjutnya adalah persiapan menyambut dan mengelola situasi di lapangan. Saya diajak rapat oleh pihak kecamatan untuk mempersiapkan kegiatan ini. Beberapa hal yang dibahas adalah:
1. Jalan masuk mobil para tamu.
- Lewat rute mana yang paling cepat, dimana lokasi parkir mobil-mobil yang jumlahnya puluhan itu.
2. Penyambutan
- Apakah harus pakai pengalungan bunga, atau selendang? Ada atraksi kesenian yang disuguhkan?
3. Acara
- Apakah ibu-ibu pejabat nanti akan memberi sambutan? Bagaimana urutan prosesi seremonialnya?
4. Penutup
- Apakah ada kenang-kenangan yang diberikan? Enaknya ngasih apa ya?
Hal tersebut pasti biasa dilakukan untuk menyambut pejabat atau istri pejabat yang berkunjung ke suatu tempat. Ini baru kelas ecek-ecek, yang menyambut tamu dengan kelas acara yang lebih tinggi pasti lebih rempong. *puk puk para bawahan.
Hari H. Semua bersiap. Saya ditugaskan mengawal posyandu. Ada nih petugas dari salah satu instansi. Beliau sibuuuuuuukkk banget ngarahin para kader posyandu. Bolak-balik mindahin buku-buku, bolak-balik ngatur ini itu, bolak-balik ngerapiin taplak meja posyandu yang ditiup angin. Ngerti sih maksud beliau baik, biar ntar pas tamunya dateng semua terlihat teratur. Cuma menurut takaran saya, acara ini paling berjalan begitu-begitu aja. Agak nggak pas dengan kehebohan beliau tadi. *kasihaaaaannn...
Itu bisanya meja posyandu cuma satu aja, nggak pake taplak lagi, hihihihi.... |
Masyarakat sudah berkumpul dari pukul 08.30. Menurut jadwal, para tamu itu akan datang paling telat pada pukul 10.00. Posyandu dan kegiatan pemeriksaan lansia langsung berjalan. Setelah dilayani petugas, masyarakat tidak diizinkan pulang sampai para tamu itu akan hadir. Jadilah mereka menunggu di lokasi.
Ternyata hingga jam 10 para tamu tersebut belum datang. Masyarakat sudah terlihat mulai bosan dan lelah menunggu. Mereka yang sebagian besar terdiri dari kaum perempuan, tentu hari ini tidak pergi bekerja, dan tentu belum memasak untuk makan siang. Lha wong dari pagi udah dateng ke tempat acara.
Para lansia menunggu kedatangan istri pejabat. Angkaq sue gati temue-temue ine... |
Papuq-papuq mame (kakek laki-laki) menunggu sambil mengantri obat.. |
Akhirnya yang ditunggu tiba sekitar pukul 11.45. Dengan diiringi mobil yang berderet, tamu-tamu itu datang ke lokasi acara. Btw, mobil-mobil itu isinya paling dua orang. Kenapa nggak rombongan aja sik?
Begitu datang, tamu-tamu tersebut meninjau pelayanan kesehatan, berbincang dengan kader posyandu, berbincang dengan masyarakat, dan berbincang dengan petugas.
Ada yang menurut saya lucu saat salah satu tamu itu berbincang dengan para lansia.
" Umurnya berapa pak?"
"Sang araq baluq pulu.. (mungkin ada 80 puluh)"
" Oooo..sehat-sehat semua ya para lansia di sini...
"Kalau lansia kita sehat, usianya akan bertambah. Usia yang bertambah akan berdampak pada angka harapan hidup kita yang semakin meningkat. Diharapkan IPM kita juga akan meningkat..."
"..................." (para lansia terdiam mendengar...)
Hahaha...ya mana mengerti para lansia, papuq-papuq itu diajak bicara tentang angka harapan hidup, IPM...
Setelah itu, para tamu itu duduk, menerima ucapan sambutan dari tuan rumah, memberi bantuan secara simbolis, dan menikmati suguhan. Abis itu.......pulang. Nggak ada 10 menit mereka di lokasi acara.
Halah..halah... Kami yang bertugas hanya bisa bergumam:
"Kesininya nggak ada 10 menit. Nyiapinnya sampe heboh berhari-hari....."
*puk puk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar