Minggu, 12 Februari 2012

Tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Saya tau apa itu Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Tapi, sekedar tau ternyata tidak cukup.

Setelah Danisa diletakkan oleh bidan di dada bagian kiri saya, saya segera tersadar, "ini waktunya IMD." Saya yang saat itu diliputi perasaan yang sangat bahagia, mengajak Danisa ngobrol. Danisa hanya diam sambil matanya yang sembab menatap saya. Rambutnya awut-awutan, masih basah dengan cairan ketuban. Sekilas, Danisa saat itu terlihat seperti buyutnya, Husin Kamil. Putih, sipit, dan keriting.

Kembali ke proses IMD. Bidan memang bermaksud melakukan IMD pada saya, tapi sangat tidak sesuai dengan proses  IMD yang seharusnya. Saya baru menyadari ini setelah mem-follow @aimi_asi. Sebelumnya, saya hanya ho'oh ho'oh saja waktu membaca teori tentang IMD. Bayangan saya, menyusui itu akan mudah.

Tidak. Saya salah besar.

Proses IMD sangat mendukung keluarnya ASI (silahkan baca link ini). Pada saya, seperti yang saya tulis di atas, IMD tidak dilakukan dengan seharusnya. Danisa hanya diletakkan selama kurang dari 10 menit di dada saya. Pantas ia hanya diam, tidak mencari puting susu. Danisa kurang diberi waktu untuk IMD. Alasan bidan, ntar bayinya kedinginan. Saya waktu itu hanya nurut aja. Kalau saya inget-inget juga, di klinik itu, ruangan untuk partus hanya ada 1 dengan 2 bed. Mereka mau cepet-cepet biar bisa gantian sama pasien lain kali ya..

Bisa jadi, tidak dilakukannya IMD dengan benar itu menyebabkan ASI saya baru keluar pada hari ke-3. Danisa tidak bisa dibilang lulus ASI Eksklusif karena ia mendapat cairan glukosa.

Tidak ada komentar: