Kamis, 03 September 2009

Malaikat Bernama Elen dan Laura

Malaikat.
Waktu memutuskan memakai kata ini sebagai judul, saya sempat berpikir "berlebihan mungkin ya...". Pikiran "jangan-jangan saya menodai makhluk Allah swt yang tercipta dari cahaya" itu juga sempat terbersit. Tapi, pikiran-pikiran itu langsung saya tepis. Saya nggak bermaksud apapun. Saya hanya ingin menggambarkan kebaikan dan ketulusan hati teman-teman saya, yang saya sendiri sampai sekarang sulit untuk percaya..

Selasa dini hari kemarin, waktu mau bersiap tidur, tiba-tiba si kakak menghubungi. Kakak minta tolong saya untuk menghubungi temen-teman di Jakarta. Bapaknya kakak sedang kritis. Oh iya, 12 jam sebelumnya bapaknya kakak menjalani operasi bypass jantung di RS Harapan Kita. Kakak bilang kondisi bapak setelah operasi tidak menunjukkan kemajuan yang berarti. Karena itu, oleh tim dokter, bapak masuk kamar operasi lagi. Untuk proses ini, bapak membutuhkan darah dengan golongan AB. Dari keluarga, pendonor ada 3 orang. Untuk itu, dibutuhkan pendonor lain dengan golongan darah yang sama karena bapak menjalani transplantasi organ.

Mendengar kabar kondisi bapak yang kritis, saya langsung meng-sms temen-teman yang ada di Jakarta. Bila ada yang bergolongan darah AB, saya meminta mereka untuk mendonorkan darahnya. Tapi jujur, waktu itu saya pesimis. Selain sudah larut malam, saya pesimis ada teman saya yang mau menyumbangkan darahnya. Apalagi untuk orang yang notabene bukan orang dekat saya.

Beberapa menit kemudian, ada balasan sms. Dari Laura. Laura adalah teman di SMA dulu. Saya langsung lega begitu dia bilang golongan darahnya AB. Tapi kelegaan saya itu langsung sirna begitu tau saat itu Laura sedang tugas malam dan nggak bisa ditinggal. Mau memaksa saya nggak enak. Kakak bilang agar saya membujuk Laura karena saat ini bapak bener-bener butuh darah. Laura tidak meng-iya-kan tapi juga tidak menolak. Dia hanya berjanji berusaha mencari teman untuk mengganti dirinya.

Beberapa saat kemudian, ada balasan dari beberapa teman. Andre, Yayan, dan Elen. Tapi semuanya memiliki golongan darah O. Saya berpikir, susah sekali mendapat doroh darah AB. Kebanyakan teman-teman memiliko golongan darah O.

Kemudian hp saya bergetar. Ada sms dari kakak. Bunyinya sungguh-sungguh membuat saya senang sekaligus tak percaya. " elen dan laura sekarang sedang menuju ke RS".
Ternyata Elen membawa temannya yang memiliki golongan darah AB. Waktu itu 1.30 dini hari waktu Indonesia tengah. Berarti di Jakarta jam 00.30. Saya tidak bisa membayangkan perempuan tengah malam membelah jalanan Jakarta. Apalagi menurut Laura, jarak antara tempat kerjanya dengan RS Harapan Kita cukup jauh.

Beberapa saat kemudian, Elen mengabarkan bahwa mereka sedang menunggu hasil lab. Elen bilang, " doain Laura dan Deasy (temenku) yah..ini pengalaman pertama mereka donor darah...."

Saya langsung meneteskan air mata. Saya nggak percaya, mereka begitu baik hati. Mereka begitu tulus. Begitu berbesar hati, begitu rela membantu orang yang mereka sendiir nggak tau itu siapa. Ternyata ada orang-orang seperti itu. Dan mereka adalah teman-teman saya.
Teman yang baik banget, bernama Elen dan Laura....
Len, Lor, saya (tambah) sayang sama kalian.......

1 komentar:

muhammad hairil juna putra mengatakan...

waaaah...ternyata aku temannya malaikat...