Senin, 24 Maret 2014

Pantai Seger.. Yihaaaaa....

Awal Maret kemarin, seminggu setelah wafatnya Mbah Uti, saya dan sepupu-sepupu memutuskan jalan-jalan bareng. Awalnya kami ragu berangkat karena hitungannya kami sekeluarga masih dalam suasana berkabung. Nggak enak sama keluarga yang lain, para mbah, pakde, bude, dll. Males kan kalo nanti kami diomelin beramai-ramai. Tahu sendiri gimana gaya orang tua kalo udah ngomel.

Tapi, bukan karena saya dan adik-adik nggak sopan atau apa. Saat itu, cucu Mbah Uti yang ada di luar Lombok pulang. Nggak semua sih, tapi itupun sudah membuat kami semua senang bisa berkumpul lagi. Esthi dan suaminya Luthfi datang dari Samarinda, Fathir dari Cirebon dan Tony dari Surabaya. Rizka sama Adi yang di Malang aja yang ketinggalan nggak bisa kumpul di Lombok. Mupeng mupeng deh, mereka.... *goyangin telunjuk atas bawah.

Setelah semalaman ribut di grup whatsapp, kami sepakat untuk berbicara baik-baik dan meminta izin pergi jalan-jalan dengan 'menjual' para sepupu.  Kan kami jarang-jarang bisa ketemu ini. Dan...taraaaaaa.... Ibu pun mengizinkan. Yeeeeeyyyy... Ibu sebenernya pasti senang melihat anak-anak dan keponakannya berkumpul :)

Kami memutuskan jalan ke Pantai Seger. Ini enaknya jalan bareng orang dengan umur yang sepantaran. Yang kami cari tempat baru, bosen dong kalo kesitu lagi situ lagi. Coba kalo kami pergi dengan para tetua. Hadeeeehhh..pasti rempong bawaannya. "Disana panas, nggak ada tempat teduh. Ntar makannya gimana? Aduh..jauh..capek nanti. Nggak mau kalo ke tempat yang sepi-sepi," dan seterusnya dan sebagainya.

Pantai Seger cara bacanya ternyata bukan seperti kata seger dari kata segar. Huruf 'e' pertama dari kata Seger dilafalkan seperti 'e' pada kata 'enak'. Sedangkan 'e' kedua dilafalkan seperti 'e' pada pada kata 'elang'. Oh begitu... Ya..ya..ya...

Pantai Seger terletak di Kabupaten Lombok Tengah. Rutenya dari Mataram adalah: bypass BIL - Pantai Kuta (Mandalika) - Novotel - terus sampe ketemu jembatan kemudian belok kanan. Perjalanan dengan mobil dari Mataram kira-kira 1,5 jam perjalanan. Pantai ini juga dikenal sebagai pantai tempat penyelenggaraan event Bau Nyale. Bau Nyale dikaitkan dengan legenda Putri Mandalika, yang menolak lamaran semua pangeran di Lombok. Galau to the max pasti ya sang Putri pada saat itu..

Saya datang terlambat. Adik-adik yang lain udah duluan nyampe Pante Seger jam 9. Saya nyampe jam 10.30. Oh iya, masuk Pantai Seger bayar 10 ribu rupiah. Sepertinya itu bukan tarif resmi karena nggak ada tiket resmi juga..

Nyampe sana, Danisa udah asik aja nyebur mandi...

Dan setelah dua jam mandi pantai..Danisa nggak mau keluar dari air

Kalo udah siang, ombaknya tambah gedeee....



Ombak pantai selatan emang nggak main-main..
Pantai Seger ini memiliki pasir dengan tekstur seperti Pantai Mandalika, besar-besar seperti merica. Kalo yang punya meja ruang tamu cukli di rumah, biasanya ruang yang ada di bawah kaca meja diisi sama pasir ini. Terus dikasi hiasan kerang-kerang beraneka rupa. Eksotis lah yaa...

Ada beberapa lapak buat duduk-duduk di pinggir pantai . Hari itu pantai Seger lumayan ramai oleh pengunjung. Cuma nggak seramai Senggigi atau Nipah. Aduh, nggak banget deh sekarang kalo ke Nipah. Ruamenya itu lho.

Disini juga ada anak-anak kecil yang berambut merah, awut-awutan, kulit item (anak pantai gitu..) jualan gelang keliling, nawar-nawarin ke pengunjung. Suka maksa mereka ya jualannya. Mungkin bagi sebagian orang itu mengganggu. Saya sih karena menganggap diri pendatang di kampung mereka, ini pantai tempat mereka, saya tetap 'hormat'. Nggak ngusir-ngusir, nggak memalingkan muka, sambil ngajak mereka ngobrol: sekolah nggak, kelas berapa, dst dst... Saya membeli satu gelang. Harganya 5 ribu. Anak yang satu lagi minta saya buat beli. Biar adil katanya. Hahahaha.. Saya tolak dengan halus...

Lagi transaksi gelang...

Di sekeliling pantai Seger juga terdapat bukit-bukit. Kalo follow akun twitter yang suka pamer-pamer keindahan alam Lombok, biasanya spot foto Pantai Seger ini ada di bukitnya. Ayooo kita naikkkkk....


 Setelah nyampe atas bukit...

Subhanallah..... Pengen nyebur aja ke bawah.... Eh itu kan sama aja bunuh diri -____-

Silahkan duduk merenung di bukit ini..

Ini deket sama tempat parkir. Kok jarang ya yang mandi disini?

Lapaknya dari atas bukit...

Biar disini panasssss..tetep ceriaaa... Pemandangan tempat nongkrongnya gitu loh..

Karena pake rok, jadi mau naik-naik bukit saya mesti ekstra hati-hati. Tapi setelah naik, turunnya lebih ekstra hati-hati lagi. Mana sandal yang saya pake licin.


Huaaaa.... Ah lebay. Baru bukit. Belum Gunung Rinjani *selftoyor

Kami kesini bawa bekal makanan: nasi bungkus Sukaraja yang melegenda. Setelah selesai makan, saya dan adik-adik membersihkan bungkus-bungkus nasi bekas kami makan. Sadar diri kalo mana enak sih datang ke tempat wisata yang kotor. Yang bawa sampah juga siapa. Alhamdulillah disini disediakan tong sampah.

Duuuuuhhhh...posisi bapaknya asooyy yaa ngeliatin laut...


Spot foto Pantai Seger yang saya lewatkan adalah jembatan bambu yang panjang itu dan patung diorama yang menggambarkan Putri Mandalika mau nyebur ke laut sambil dikejar para pangeran. Lain kali deh, insyaAllah...

Sebelum pulang, kami foto bersama. Sayang nggak bisa semua kejepret. Kakak dan Luthfi harus berkorban gantian ambil foto. Kasian nggak punya tripod :D


Weekend yang sungguh bahagia. Dihabiskan di tempat yang indah dengan orang-orang tercinta. Dan tak lupa bersama nasi bungkus Sukaraja.


*ps: foto pantai Seger diatas nggak pake edit-edit. Selain karena saya nggak pinter, ribet juga mau ngedit segala. Ngepost ini aja mesti nyuri-nyuri waktu. Lombok memang indah broooo..alhamdulillah :))